www.sobat.co.com |
Ada seorang anak muda, dia kuliah di kampus top, jurusan paling top, dan lulus sebagai lulusan paling top pula.
10 tahun berlalu, saat teman-temannya menyangka anak muda ini akan kerja di Amerika, atau Eropa sana, menjadi eksekutif perusahaan raksasa, dengan gaji super tinggi, ternyata tidak. Anak muda ini memilih mengabdikan hidupnya di pedalaman sana, menjadi guru.
Aduh rugi sekali. Buat apa dong nilai Matematika-nya yang selalu seratus? Buat apa dong dia menguasai 4 bahasa asing? Buat apa semua pendidikan tersebut jika hanya kerja di pedalaman sana, di tengah hutan, bersama anak-anak kampung? Rugi!
Tapi sebentar, sebentar, tanyakan ke anak muda ini sebelum kita memvonis membabi-buta, kenapa sih dia sampai begitu? “Karena inilah jalan hidupku. Sudah banyak yang mengambil jalan hidup bekerja di Eropa, Amerika, naik pesawat kelas bisnis, menginap di hotel bintang lima, punya rumah dengan kolam renang. Lantas siapa yang akan mengambil jalan hidup yang berbeda? Siapa yang mendidik anak-anak di pedalaman. Saya memilih jalan hidup yang berbeda. Dan saya happy dengan jalan hidup ini. Inilah hidupku sekarang.” Itu sungguh jawaban yang cemerlang.
Tapi tidak akan banyak yang bisa memahami logika anak muda ini. Kalaupun ada yang bisa memahaminya, tidak akan banyak pula (dari sedikit ini) yang siap mengambil jalan serupa.
Lebih banyak perhitungan atas ketenaran, kekayaan, kemewahan, dan standar hidup dunia lainnya. Dan lebih banyak lagi yang bahkan tidak tahu, tidak peduli, jalan hidup apa yang akan dia pilih. Pokoknya sudah begitu sajalah. Malas berpikir.
Tapi sungguh, pikirkanlah. Jalan hidup apa yang akan kita pilih saat ini, dan kelak.
Hidup ini hanya sekali, dan dalam periode yang sejatinya sangat pendek. Pastikan kita telah memilih jalan hidup terbaiknya: kebermanfaatan.
Pastikan hidup kita bermanfaat bagi banyak orang.
Jangan ragu mengambil kelokan yang beda sekali.
Jangan takut mengambil simpangan yang sepi; tidak mengapa jika tak ramai, orang enggan melewatinya, jika kita yakin itulah jalan hidup terbaik kita, lanjutkan perjalanan dengan teguh hati.
Ketahuilah, hidup tidak pernah bicara tentang kekayaan. Banyak orang kaya yang hartanya lebih besar dibanding orang-orang kaya hari ini, mereka tetap terlupakan. Hidup juga bukan soal ketenaran. Kekuasaan.
Besok-lusa, semoga kedamaian dan kebahagiaan sejati tumbuh di hati kita
No comments:
Post a Comment