www.sobat.co.com |
Setiap makhluk hidup memiliki perasaan, tapi hanya manusia yang bisa berbicara dan mengungkapkan. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna harus bersyukur bahwa kita diberikan akal pikiran, diberikan hati nurani dan rasa cinta serta bisa mengatakannya pada mereka yang kita sayangi. Kesetiaan mahal harganya, dan kisah Gajah ini mengingatkan kita tentang arti setia yang sesungguhnya.
Seekor Gajah di Afrika, mendatangi mayat Gajah lain dengan wajah sendu dan langkah lemas. Gajah tak bisa berbicara, tak bisa juga berpikir seperti manusia. Namun mereka bisa merasakan betapa berat kehilangan teman, dan ketika harus memulai hidup lagi, sendirian.
Gajah ini menunggui mayat temannya yang sudah siap disantap oleh hewan-hewan buas seperti Hyena dan Burung pemakan bangkai. Tidak hanya itu saja, mayat Gajah ini juga sudah diincar oleh orang-orang yang akan mengambil gadingnya. Tahukah Anda ladies, cara mengambil gading Gajah itu sangat brutal bahkan membuat kepala Gajah putus.
Tidak ingin mayat temannya dimakan oleh hewan lain atau diambil gadingnya, Gajah yang masih hidup itu menunggui mayat Gajah yang mati itu. Dia mengelus mayat Gajah dengan belalainya. Tidak terasa, air mata Gajah ini menetes. Ya, Gajah bisa mengeluarkan air mata seperti manusia saat sedang sedih dan gundah.
Gajah ini tidak beranjak pergi, tetap menunggui mayat temannya hingga petugas safari Bostwana mengevakuasi dan menguburkan Gajah yang telah mati ini. Gajah yang masih hidup itu kembali melangkah gontai dan sendirian, karena di daerah safari itu hanya dirinyalah Gajah yang tersisa. Ada rasa kehilangan yang menyeruak, namun Gajah tak bisa berbicara.
Berhari-hari Gajah ini tak mau makan walau sudah disediakan oleh petugas Safari. Puluhan burung pemakan bangkai dan Hyena ‘menunggu’ untuk memangsa Gajah yang sudah mati. Gajah betina yang masih hidup itu menjaga mayat temannya hingga dikuburkan dengan layak.
Walau sudah mati, Gajah itu tetap menunggui bahkan sudah siap diserang oleh Hyena.
Kesetiaan, tidak hanya saat bahagia bersama. Ketika orang yang kita cintai sakit, hampir meninggal dunia atau tak lagi seperti sekarang, kita tak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Mencintai tanpa syarat, walau keadaan sudah tak lagi sama. Bila Gajah saja bisa setia, maka kita sebagai manusia seharusnya bisa untuk lebih setia daripada mereka bukan?
Semoga kisah Gajah ini mengingatkan kita tentang komitmen bersama. Mungkin kondisi pernikahan sedang diguncang masalah, mungkin pasangan sedang menderita penyakit parah atau yang lain. Tetap bersatu dan bersama, menjaga kesetiaan.
No comments:
Post a Comment