Ia berjalan berhari-hari namun tak ada seorang pun yang memberinya sedekah.
Melihat hal itu,seorang anak laki-laki penjual kayu bakar di jalan merasa iba pada biksu itu.
Sehingga ia memberi semua uang tabungannya kepada biksu itu.
Mengetahui hal itu,warga di daerah itu merasa sangat tersentuh dan berkata :
" Anak laki-laki penjual kayu bakar itu adalah yatim piatu,miskin dan lemah,
namun hatinya begitu mulia sehingga membuat kami merasa sangat malu."
Lalu,sebagian warga memberi beberapa uang koin,dan sebagian lain dengan murah hati memberi
beberapa lusin uang koin juga kepada biksu itu.
Dalam waktu singkat,biksu tua itupun mempunyai cukup uang untuk merenovasi kuil.
Tak lama setelah itu,anak laki-laki malang itu secara berturut-turut mengalami bencana.
Dikarenakan ia tidak memiliki uang tabungan lagi dan uang dari hasil menjual kayu bakar tidak
cukup, dan ia tidak mampu untuk membeli obat.
Penyakitnya semakin memburuk hingga menyebabkan matanya menjadi buta,
Yang membuatnya tidak dapat mengumpulkan kayu bakar dan ia tidak memiliki uang untuk membeli
makan.
Ada seorang janda yang peduli akan nasib anak laki-laki itu sehingga ia mengadopsinya.
Tanpa diduga,beberapa hari kemudian,anak laki-laki itu jatuh ke lubang yang dalam dan ia meninggal
dunia.
Kisah anak laki-laki yang malang itu tersebar luas,semua warga di daerah itu membicarakannya :
" Mengapa anak laki-laki yang baik itu mengalami hal yang begitu malang seperti itu ? "
" Apakah Tuhan tidak punya mata ? ", " Air susu dibalas air tuba ! "
Kesengsaraan yang dialami anak laki-laki itu membuat orang terkejut,
Mereka curiga adanya hukum karma.
Setiap warga bingung dan menyimpan pertanyaan besar di dalam hatinya.
Suatu hari,biksu tua sedang duduk meditasi di dalam kuil.
Tiba-tiba ia melihat anak laki-laki penjual kayu bakar mendekatinya,
Membungkuk hormat kepadanya.
Biksu tua menatap anak laki-laki itu dengan penuh kasih,dan mengerti bahwa ia ingin
mengatakan sesuatu
" Guru,sekarang aku mengerti mengapa hidupku begitu tragis.Karena dalam kehidupan sebelumnya,
aku telah menciptakan begitu banyak karma buruk,dahulu aku terlahir sebagai binatang untuk
membayar sebagian karmaku,lalu reinkarnasi menjadi manusia,sejak lahir tubuhku lemah dan aku
menderita banyak penyakit.
Yama (Dewa Kematian) memutuskan dalam kehidupan ini,aku menjadi anak yatim piatu yang sakit
sakitan.
Di kehidupan berikutnya,aku kan buta,dan di kehidupan berikutnya,aku akan menderita cacat dan
kemudian meninggal akibat jatuh ke dalam lubang yang dalam.
Tetapi dalam kehidupan ini,karena timbul belas kasihku,aku memberi sedekah kepada kuil,
Yama berkata bahwa aku diberi keringanan dikarenakan aku membantu orang lain meskipun hidupku
sendiri sangat susah
Terutama membantu seorang kultivator,maka perbuatanku itu menghapus banyak karmaku.
Yama juga mengizinkanku untuk membayar tiga hutang karma dalam hidupku ini,
sehingga aku tidak perlu menanggung kesengsaraan di kehidupanku yang berikutnya.
Oleh karena itu,aku harap Guru dapat menceritakan hal ini kepada semua warga untuk menjawab
keraguannya dan membantunya memahami bahwa hukum karma adalah nyata.
Mengumpulkan kebajikan dan melakukan perbuatan baik akan menciptakan berkah di masa depan.
Jika Guru melaksanakannya,berarti Guru juga membantuku mengumpulkan lebih banyak pahala.
Anak laki-laki itu membungkuk hormat kepada biksu tua dan pergi,biksu tersadar dari meditasinya.
Sang biksu merasa senang walaupun di hatinya sedikit merasa sedih.
Ia merasa senang karena anak laki-laki itu telah melunasi semua hutang karmanya dan memahami
prinsip kehidupan manusia untuk memilih jalan hidup yang benar.
Namun,di dunia ini,berapa banyak manusia yang dapat memahami hal ini?
Ajaran BUDDHA telah ada selama lebih dari 2.000 tahun, tetapi orang - orang menyangkal
semuanya hanya karena kehidupan tragis si anak laki-laki yang jujur.
Prinsip SURGA tidak tampak namun benar-benar ada.
Kebaikan bertemu dengan kebaikan,Kejahatan bertemu dengan kejahatan.
Tuhan akan memberkati orang yang tidak melihat namun tetap percaya.
Orang yang menghormati Buddha,hidup dengan jujur.
Akan menerima berkat meskipun kini mereka sedang hidup sengsara.
www.1xrf.com |
No comments:
Post a Comment